Hari Ini Hari Anak: Bagaimana AKu Mendidik Anakku

Alhamdulillah, sudah lewat sebulan anakku berumur 2 tahun. Fatih nama anakku. Dia saat ini sudah masuk Play group minggu lalu. Ada rasa bangga dan bahagia dalam mendidik anak. Dengan mendidik anak, kita akan semakin mudah berinteraksi dengan orang lain. Kenapa? karena pada dasarnya, orang dewasa pun berasal dari anak-anak. saat dewasa pun, masih banyak karakter anak-anak yang masih melekat. Misalnya, minta dimengerti, minta perhatian, dsb.

Mengalihkan perhatian anak untuk menghentikan tangisan atau hal-hal yang tidak baik.
Banyak sekali pelajaran-pelajaran berharga dalam mendidik anak, diantaranya adalah jika anak menangis atau meminta/ melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan, maka lebih baik kita mengalihkannya ke hal-hal lain yang menarik baginya. Dimulai dari mengangkatnya dengan halus dari posisi semula, kemudian dekap ke dada kita dan kita ajak bicara sambil kita arahkan ke hal-hal lain yang lebih baik.
Mendekapkan anak ke dada memberikan rasa kasih sayang pada anak dan menimbulkan rasa percaya anak kepada orang tua. Alhamdulillah cara ini sangat efektif. Tidak pernah anakku menagis atau merengek lebih dari lima menit. Lebih sering baru diarahkan pandangan keluar jendela anakku sudah terdiam dari rengekan, atau menjauhkan dari kegiatan yang tidak kita inginkan.

Jika anak berbuat salah, jangan dilarang, atau dimarahi, tunjukkan mana yang benar dengan memberi contoh.
Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, dia senang sekali mencoba dan daya kreativitas & imajinasinya sangat tinggi. namun, hal ini sering disalahartikan oleh orang tua. Orang tua menganggap anaknya susah diatur. Jika dia melakukan hal yang salah, beberpa reaksi orang tua yang umum adalah:
-dilarang / dimarahi --> hanya akan menimbulkan anak merasa bersalah, pendiam (introvert), kurang PD. Dirinya merasa bodoh, apalagi kalau sering dilarang. Daya kreativitas anak akan cepat tumpul jika kita sering melarangnya. Pada kondisi tertentu ia akan bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Jika anak berbuat salah, aku lebih condong untuk mengalihkannya (seperti item di atas). Jika ia sudah keterlaluan, aku nasihati, bila perlu dibuat 'simulasi' dampak jika anakku berbuat seperti itu. Misal jika mainan air akan basah, bisa terpeleset. Jika baru pulang pakai sepeda motor, biasanya dia akan berlari menuju sepeda motor, sekalian saja aku kasih tahu kalau knalpot itu panas. Kita pegang pelindung knalpot yang masih hangat, dan anakku kuminta untuk memegangnya. Sekarang dia nggak mau lagi dekat2 knalpot.
Ada lagi metode yang paling baik untuk mendidik anak, yaitu dengan memberi contoh. Anakku sampai saat ini masih sering mainan air. Kadang ini membuat lantai basah. Ya sudah sekalian saja kita ajari cara mengepel lantai. Alhamdulillah, saat ini jika ia menumpahkan air, langsung deh cari kain pel buat bersih2 lantai. Nggak bersih sih, itu gak masalah. yang terpenting adalah kepedulian dan rasa tanggung jawabnya.

Menganggap keberadaan anak sebagai orang 'dewasa' yang patut dihargai
Ya... mungkin ini agak aneh, tapi aku menerapkannya untuk anakku. Misalnya saja seperti contoh item di atas. Kalau dia salah, kita beri contoh bagaimana caranya yang benar, kemudian anakku harus mencobanya. Jika masih ada yang kurang kita bimbing.
Terkadang, yang sering membuat orang tua kesal adalah jika kita melakukan sesuatu adalah anak akan ikut-ikutan melakukannya. Hal ini bisa membuat orang tua merasa terganggu. Jangan salahkan anak. Ia tidak bersalah. Bukankah anak belajar dengan meniru? Jika anak tidak boleh ikut-ikutan, kapan dia belajar? bagaimana dia bisa melakukannya kelak? Solusinya adalah, buatlah si anak juga sibuk dengan pekerjaannya, pekerjaan yang mirip dengan apa yang kita kerjakan tentunya, sukur2 dengan peralatan yang sama namun seedang tidak kita pakai saat itu.
Yang lebih bagus lagi adalah dengan melibatkan anak bersama kita. Misal minggu kemarin anakku ikut membantu mencuci sepeda motor dan menyiram bunga. Biar arah aliran teratur, anakku memegang kepala nozzle slang, namun aku yang mengarahkan. Demikian juga dengan menyiram bunga kami (aku dan istriku) gantian mengarahkan anakku menyemprotkan air supata terarah.

Jika anak berbuat salah.... pertama adalah aku sebagai orang tua yang salah....
Jika anak berbuat benar.... anak telah belajar dengan benar....

udah ah, ngantuk... mulai gak tertata nih tulisannya.....
Bobo dulu, mudah-mudahan besok gak hujan lagi. Biar bisa jalan2 ke Taman bareng Istri dan anak.


Wah, ternyata tulisan yang panjang ini gak hilang. Alhamdulillah, gak usah nulis ulang.

Harusnya diposting pas tanggal 23 Juli pas hari anak kemarin.....
maaf kalo Narsis abis...

0 comments: