Rekan-rekan,
Seringkali kita mendengar ada orang lain (biasanya pekerja atau karyawan alias buruh - menurut saya sama saja, tapi rasanya beda) yang mengatakan bahwa menjadi pengusaha itu enak. Tinggal suruh, punya banyak waktu luang, semuanya bisa diatur sendiri, dan berbagai kenikmatan lainnya.
Karena melihat hal itulah maka seringkali terdengar seorang kaywan /TDB yang ingin sekali segera pindah kuadran menjadi pengusaha/TDA. Ungkapan paragraf di atas tidaklah salah. Yang intinya bahwa menjadi pengusaha itu enak. namun janganlah lupa bahwa dibalik kenikmatan yang ada diperlukan kerja keras. Tidak ada istilah kaya mendadak. Semuanya harus diperoleh dengan usaha, apalagi saat awal membangun usaha. Seperti halnya anak kecil yang belajar berjalan atau berlatih sepeda. Tentu baginya membutuhkan waktu untuk bisa berjalan/bersepeda dengan lancar. Dalam proses belajar ini jatuh bangun adalah hal yang biasa. Tentunya dengan jatuh akan menjadi pelajaran sehingga keesokan harinya ia tidak jatuh lagi.
lalu, apakah kalau sudah mahir tidak akan jatuh? Belum tentu juga. Seorang dewasa yang sudah 'mahir' berjalan/bersepeda suatu saat terjatuh karena tersandung batu, masuk lubang perangkap, atau bahkan ditabrak orang lain. Analogi yang sederhana bukan?
yang penting selau ingat alur ketika belajar: jatuh-bangun-bangun-jatuh-bangun-bangun - bangun ...... bangun- kadang jatuh lagi - sering bangun -lari kencang-melambat- lari -jatuh- lari-lari-dsb...
pokoknya ya begitulah... makin lama makin jarang jatuhnya.
Adalah suatu hal yang wajar bagi seorang yang belajar ingin cepat bisa, padahal belum mampu. Dalam hal ini memahami proses belajar itu sendiri merupakan hal yang penting.
Terus bagaimana memilih usaha yang baik?
Terus terang, pengalaman pribadi saya sendiri masih minim. Boleh dikatakan belum ada usaha yang benar-benar berhasil dari sekian usaha yang sudah saya jalani, namun yang penting pembelajaran yang ada dan adanya peningkatan hasil walaupun masih terbilang lambat.
Terus terang, sebenarnya dari usaha-usaha yang boleh dibilang gagal total adalah kesalahan saya sendiri. Sebenarnya hati kecil saya sudah merasa usaha ini tidak akan berhasil atau ada juga sebenarnya usaha ini akan berhasil namun saya kurang paham di dalam seluk beluk suatu usaha, misalnya saja mendelegasikan kepada orsang yang salah.
Dan yang terpenting, memilih usaha yang terbaik adalah apa yang paling sesuai dengan keahlian dan minat kita. Misal saja ada orang yang pandai merawat tanaman dan suka pertanian, cocok terjuan di agribisnis. jika suka memelihara binatang, bisa terjun ke peternakan. Yang suka fashion, silahkan buka boutique.
Jadi kenali diri sendiri apa kelemahan dan kelebihannya.....
jadi, apa kelebihan Anda?
Seringkali kita mendengar ada orang lain (biasanya pekerja atau karyawan alias buruh - menurut saya sama saja, tapi rasanya beda) yang mengatakan bahwa menjadi pengusaha itu enak. Tinggal suruh, punya banyak waktu luang, semuanya bisa diatur sendiri, dan berbagai kenikmatan lainnya.
Karena melihat hal itulah maka seringkali terdengar seorang kaywan /TDB yang ingin sekali segera pindah kuadran menjadi pengusaha/TDA. Ungkapan paragraf di atas tidaklah salah. Yang intinya bahwa menjadi pengusaha itu enak. namun janganlah lupa bahwa dibalik kenikmatan yang ada diperlukan kerja keras. Tidak ada istilah kaya mendadak. Semuanya harus diperoleh dengan usaha, apalagi saat awal membangun usaha. Seperti halnya anak kecil yang belajar berjalan atau berlatih sepeda. Tentu baginya membutuhkan waktu untuk bisa berjalan/bersepeda dengan lancar. Dalam proses belajar ini jatuh bangun adalah hal yang biasa. Tentunya dengan jatuh akan menjadi pelajaran sehingga keesokan harinya ia tidak jatuh lagi.
lalu, apakah kalau sudah mahir tidak akan jatuh? Belum tentu juga. Seorang dewasa yang sudah 'mahir' berjalan/bersepeda suatu saat terjatuh karena tersandung batu, masuk lubang perangkap, atau bahkan ditabrak orang lain. Analogi yang sederhana bukan?
yang penting selau ingat alur ketika belajar: jatuh-bangun-bangun-jatuh-bangun-bangun - bangun ...... bangun- kadang jatuh lagi - sering bangun -lari kencang-melambat- lari -jatuh- lari-lari-dsb...
pokoknya ya begitulah... makin lama makin jarang jatuhnya.
Adalah suatu hal yang wajar bagi seorang yang belajar ingin cepat bisa, padahal belum mampu. Dalam hal ini memahami proses belajar itu sendiri merupakan hal yang penting.
Terus bagaimana memilih usaha yang baik?
Terus terang, pengalaman pribadi saya sendiri masih minim. Boleh dikatakan belum ada usaha yang benar-benar berhasil dari sekian usaha yang sudah saya jalani, namun yang penting pembelajaran yang ada dan adanya peningkatan hasil walaupun masih terbilang lambat.
Terus terang, sebenarnya dari usaha-usaha yang boleh dibilang gagal total adalah kesalahan saya sendiri. Sebenarnya hati kecil saya sudah merasa usaha ini tidak akan berhasil atau ada juga sebenarnya usaha ini akan berhasil namun saya kurang paham di dalam seluk beluk suatu usaha, misalnya saja mendelegasikan kepada orsang yang salah.
Dan yang terpenting, memilih usaha yang terbaik adalah apa yang paling sesuai dengan keahlian dan minat kita. Misal saja ada orang yang pandai merawat tanaman dan suka pertanian, cocok terjuan di agribisnis. jika suka memelihara binatang, bisa terjun ke peternakan. Yang suka fashion, silahkan buka boutique.
Jadi kenali diri sendiri apa kelemahan dan kelebihannya.....
jadi, apa kelebihan Anda?
0 comments:
Post a Comment