Kurang Bersyukurkah?

Teman-teman….
Terus terang terkadang pertanyaan ini muncul di pikiran saya. Termasuk saat ini, makanya saya tulis saja sekalian di blog. Mudah-mudahan juga memindahkan sedikit 'beban pikiran' ini ke tempat lain.

Kalau mau ditanya kondisi saya saat ini, alhamdulillah semua cita-cita sudah hampir dicapai.
Penghasilan?
Alhamdulillah sudah lebih dari cukup dari hasil kerja sebagai pegawai (baca: buruh). Bahkan sebelumnya kerja di perusahan BUMN Migas yang menjadi cita-cita banyak orang.

Nikah?
Alhamdulillah sudah sejak usia 25.5 tahun meleset sedikit dari cita-cita saya 25 tahun.
Anak?
Alhamdulillah sudah dikaruniai anak laki-laki yang berumur 1 tahun tanggal 2 juni kemarin. Ini juga sesuai dengan cita-cita saya, kalau bisa anak pertama laki-laki. Maklum orang jawa, belum puas rasanya kalau belum punya anak laki-laki. Bahkan kalau bisa anak pertama adalah laki-laki.

Keluarga?
Alhamdulillah sekarang di perusaaan baru lebih sering bisa ketemu keluarga. Dengan jadwal kerja 7 hari on / 7 hari off, otomatis banyak waktu liburnya. Jadi lebih sering ketemu keluarga. Karena kerja pun hanya 12 jam waktu on, maka sisanya masih bisa istirahat dengan cukup. Apalagi kalau lokasi kerja masih dekat, bisa ditempuh sekitar kurang dari 45 menit, setelah pergi kerja tentu 12 jam bisa pulang ke rumah. 7 hari off-nya? Full libur…. Bisa pulang ke jawa atau main ke jakarta.

Setiap waktu dari tempat kerja bisa telpon ke rumah gratis karena adanya jaringan PABX. Biarpun di Sumatra tapi bisa telpon lokal Jakarta gratis.

Rumah?
Terus terang belum punya, tapi bekerja di perusahaan ini dan perusahaan sebelumnya disediakan rumah dinas yang gratis listrik dan air, lengkap dengan perabotan. Jadi tinggal pakai rumah saja. Bahkan perusaan yang sekarang disediakan juga AC. Jika ada kerusakan fasilitas, tinggal telpon saja maka ada orang yang memperbaiki.

Insya Allah tahun ini target punya rumah, baik KPR rumah baru atau rumah tidak baru (masak mau bilang rumah seken… :p)
Kendaraan?
Insya Allah dalam waktu dekat ada. Di samping juga sebenarnya disediakan kendaraan perusahaan jika mau ke kantor (antar - jemput), atau mau keliling jalan-jalan asal masih di dalam kompleks. Mau ke jakarta? Ada pesawat yang bisa naik gratis seminggu 5x, tentu ada aturan bagaimana menggunakan fasilitas ini. Bahkan sebulan sekali bisa pergi ke Singapura pakai pesawat ini….

Fasilitas?
Bahkan di kompleks ada ATM, mini market, bank, taman bermain, Rumah Sakit, sekolah dari play Group sampai SMA yang lumayan bonafid. Kesehatan?

Alhamdulillah ada jaminan kesehatan penuh baik untuk saya sebagai pegawai maupun keluarga.

Tapi….
Rasanya hati ini belum puas. Saya masih menikmatinya 'sendiri', seharusnya saya membantu lebih banyak lagi orang lain.
Sedekah masih sekedar memberi ikan saja, belum memberi kail apalagi cara memancing….

Masih sering terdengar TKI/TKW kita yang merana di negeri orang, bahkan di malaysia yang mengaku serumpun masih merendahkan masyarakat kita. Jika kita mampu membuka lebih banyak lapangan kerja, hal ini tidak akan terjadi.

Padahal Indonesia sangat kaya…. Penduduknya pun rajin bekerja… namun pendapatan mereka tidak sebanding dengan hasil kerja mereka.

 
Ya Allah…. Berilah sulthon (kekuatan) hamba-Mu ini ya Allah…..

Anda ingin ikut aktif juga?

Marilah bersama-sama menebar rahmat Allah…..

Prinsip ke 19 Menjadi Milyarder: harmonis antara keinginan, keyakinan dan cara kerja.

Untuk menjadi milyarder mencerahkan, kita perlu harmonis antara keinginan, keyakinan dan cara kerja.


Nomor 1: untuk menjadi kaya, kita harus sudah sangat - sangat memastikan bahwa kita harus menginginkan kekayaan kita tadi.

Nomor 2: Bahwa kita benar - benar mempunyai keyakinan2 yang tepat.

Salah satu contoh: Ketika orang mempunyai money blue print, atau mempunyai keyakinan yang salah didalam hatinya dia, bahwa: "Orang kaya itu adalah pelit, orang kaya itu adalah kikir, orang kaya itu adalah sengsara", akibatnya dia itu tidak mau kaya, karena otaknya hanya mencari nikmat menghindari sengsara. Atau dia bisa ngomong bahwa "orang kaya itu pasti dengan cara merugikan orang lain".

Saya beri contoh misalnya:
Pada waktu ketika saya pindah rumah ke yang luar biasa bagi orang rata - rata, terus kemudian juga punya mobil ganti - ganti, bukan ganti tapi tambah baru - tambah baru dan bagus - bagus, dan saya masih tinggal dirumah yang lama.

Di rumah yang lama, mendadak tetangga saya tanya kepada supir saya "Eh itu Pak Tung itu kok mendadak bisa kaya itu, apa korupsi yah ?"

Nah ini keyakinannya dia, dia tanpa sadar punya keyakinan: "Oh orang yang kaya itu pasti karena korupsi. Nah karena saya tidak korupsi, pantesan saya tidak kaya".

Ini keyakinannya dia. Kalo dia mempunyai keyakinan seperti itu bahwa yang kaya itu harus melalui korupsi dan dia tidak suka korupsi, maka Dia merasa pantas dirinya miskin, dia menerima dirinya bahwa miskin.

Nah keyakinan ini harus menjadi identitas. Identitas itu adalah penerimaan diri bahwa kita layak kaya dan kita sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi kaya, kaya yang membawa berkat untuk orang banyak, kaya yang mencerahkan, kaya yang membuat orang lain menjadi kaya, kaya yang membuat orang lain hidupnya jadi lebih mudah, kaya yang membuat orang lain hidupnya jadi lebih semangat, lebih sehat, lebih baik, hubungannya dengan family nya jadi lebih harmonis, apapun.

Jadi intinya kita menjadi lebih kaya karena membuat orang lain jadi lebih baik.

Dan berikutnya yang ke 3 adalah cara kerja. Cara kerja ini juga sama persis, kalo cara kerja nya dia tidak yakinkan bahwa itu baik dan sesuai dengan keyakinannya untuk mencapai keinginan nya, Dia susah sekali menjadi kaya dibidang ini.

Saya pribadi ketika misalnya harus membuat orang lain menjadi rugi, saya tidak senang sekali, saya tidak mau membuat orang lain ikut.

Walaupun dalam lingkungan hari ini saya mempunyai teman - teman yang jago goreng saham dan ngajak, "ayo kita goreng sahamnya, nilai sahamnya nya akan jadi tinggi sekali dan kemudian kita jual dan kemudian kita keluar dan kita kaya".

Bagi saya, saya susah sekali kaya dengan seperti itu, cara kerja yang berbeda karena tidak sesuai dengan keyakinan saya. Saya mau bahwa kaya dengan cara membuat nilai tambah untuk orang yang banyak.

Dan Anda harus selaras cara kayanya, dan Anda yakini ini bahwa cara kaya ini adalah yang positif untuk orang banyak dan lakukan!

Jadi, Anda harus memiliki Keyakinan bahwa Anda layak untuk jadi kaya dan Anda ditakdirkan secara identitas bahwa Anda pasti kaya, dan keinginan Anda kaya juga benar, bahwa hidup kaya membuat orang lain menjadi lebih baik.

Saya doa kan Anda akan kaya. Amin ???

Salam Dahsyat !

Tung Desem Waringin

Pricing: Mau Pilih Bawah, Tengah, atau Atas?

Salah satu komponen dalam 5P adalah Pricing alias penentuan harga. Ini bukan hal yang mudah, banyak faktor yang dijadikan pertimbangan. Pricing juga menyangkut psikologis konsumen. Sebelum konsumen membei barang, ia akan bertanya pada dirinya: "apakah harga sekian merupakan harga yang wajar?". Jika dibandingkan dengan harga produk lain, secara kulaitatif kita akan mendapatkan 3 range harga, yaitu harga rendah (murah), menengah, dan atas (mahal).

Harga murah
Jika kita mengambil harga murah sebagai strategi, maka kita akan berusaha dengan keras mendapatkan harga bahan baku yang murah, ongkos pekerja yang murah, sampai pada biaya operasional yang murah. Butuh usaha keras untuk mendapatkannya. Jika kita mendapatkan sedikit kendala dalam mendapatkan hal2 tersebut, maka harga akan menjadi sensitif. Yang lebih parah lagi, dengan menetapkan harga yang murah, maka kita akan ketemu konsumen yang pelit. Tentu saja kita akan cape melayani mereka. Saat kita ingin menaikkan harga karena harga bahan baku yang naik, maka siap2 saja konsumen pergi. Tentu saja, kita juga mendapatkan marjin keuntungn yang tipis tapi penuh kerja keras. Inilah yang kemarin melanda usaha kue kami, silahkan lihat di blog saya Reach My Dreams

Harga menengah
Sebagai jalan tengah, dan melihat kompetitor, maka sebagian besar orang akan mengambil pilihan ini sebagai pilihan yang wajar. Ya, secara psikologis jika seseorang bingung menentukan pilihan, maka ia akan cenderung melihat bagaimana orang lain mengambil keputusan. Jadi akan banyak sekali orang yang akan mengambil jalan tengah ini sebagai keputusan. Konsekwensinya tentu saja di 'arena' ini akan ditemukan banyak kompetitor. Dan dengan semakin banyaknya kompetitor bukanlah pekerjaan yang mudah untuk memenangkan persaingan.

Harga atas (tinggi)
Anda memilih yang ini? Mudah-mudahan Anda berada di jalan yang tepat. Jika Anda punya produk yang bagus (tidak usah paling bagus), apalagi jika produk Anda unik maka pilihan ini merupakan pilihan yang tepat. Sesuatu yang unik bisa karena produk anda yang unik, atau karena produk yang biasa tapi ditambah keunikan lain, misal adanya sensational offer lain atau pelayanan yang baik yang bisa berupa tempat strategis, packing yang bagus, dan sebainya.

Jadi, berapa Anda ingin menjual produk Anda? Tanyalah pada lubuk hati yang dalam…..
       

Tenggelam karena CPO Naik

        Akhir-akhir ini harga CPO terus merangkak naik karena permintaan CPO sebagai biofuel yang terus meningkat di pasaran internasional. Tentu saja hal ini memberi imbas pada naiknya harga turunan CPO, diantaranya minyak goreng dan margarin. Padahal minyak goreng adalah kebutuhan pokok masyarakat dan juga sebagai bahan baku sebagian industri makanan. Jadi kenaikan harga CPO sangat memberi dampak bagi kehidupan sosial ekonomi bangsa kita.

        Terus terang, kenaikan harga CPO juga memberi dampak pada salah satu usaha kue kami di Surabaya. Setelah berusaha memperbaiki cashflow karena sistem yang kurang tertata, saat ini kami mengaami ujian dengan kenaikan harga minyak goreng dan margarin. Padahal kue kami dipasarkan untuk masyarakat umum. Sangat sulit bagi kami untuk menaikkan harga, karena masyarakat umum sangat sensitif pada harga. Saat ini kue kami per item kami jual dengan harga seribu rupiah. Harga yang wajar untuk masyarakat bawah dan juga kita tidak repot dengan uang kembalian.

        Beberapa alternatif terpikirkan untuk mengatasi masalah ini. Tentu saja ada 2 alternatif sederhana: menaikkan harga, atau mengurangi ukuran kue (yang berarti mengurangi kualitas). Pada saat ini saingan usaha sejenis dengan pangsa pasar yang sama juga sudah lumayan ketat, terbukti ada warung yang menjual kue sejenis dengan 2 - 3 merk berbeda. Jadi, menaikkan harga untuk kondisi ini bukan merupakan solusi masalah. Alternatif kedua adalah dengan mengurangi ukuran. Tapi hal ini juga susah dilakukan karena ukuran kue juga sudah kecil (Mungkin kebanyakan masyarakat kita memang suka kue yang besar walaupun sedikit kurang enak ya…). Jadi mau tidak mau kami harus bertahan di usaha ini dengan susah payah, tutup, atau ganti strategi. Tentu saja pilihan terakhirlah yang kami pilih, karena pilihan ini merupakan pilihan yang lebih cerdas daripada dua pilihan sebelumnya. Pilihan pertama adalah pilihan pengusaha konvensional umumnya, pilihan kedua adalah pilihan orang yang kalah.

        Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami segera bisa merealisasikan strategi kami ini dan berhasil. Amin. Apa pilihan kami? Jika sebelumnya kami jual kue dengan sistem eceran, maka kami akan jual kue dalam bentuk loyang dalam kardus yang lebih besar. Tentu saja, dengan menambahkan beberapa keuntungan lain bagi konsumen. Pricing? Kami akan menaikkan harga sehingga kami bisa lebih bisa bernafas dengan nyaman. Jika kondisi harga CPO masih seperti saat ini, tentu saja pada akhirnya semua pengusaha kue akan menaikkan harga juga. Nah saat itu kami akan mempunyai 3 piihan: tetap menjual kue 'besar', kembali menjual 'kue kecil', atau yang terakhir kombinasi keduanya. Tampaknya kami tertarik pilihan terakhir lagi… Setidaknya kami melangkah terlebih dahulu…… Siapa cepat dia dapat…. Minimal dapat ilmu dan pengalaman!!!

Hear Your Hearth
Let's take inspired action...

Cerita Tukang Sol Sepatu

        Teman-teman, ada cerita yang cukup menarik yang saya alami beberapa hari yang lalu. Saya mempunyai sepatu sandal yang masih bagus namun ada satu sisi yang lemnya lepas sehingga tidak bisa dipakai lagi. Daripada membeli sepatu sandal yang baru jauh ke Pekanbaru, dan masih harus juga mencari tok dan milih2 lagi, saya putuskan untuk membawa ke tukang sol di pasar Duri, walaupun saya sudah mempunyai gantinya. Tapi kayaknya saya sudah terlanjur cinta dengan sepatu sandal yang lama tersebut. Rasanya lebih nyaman dan enak saja kalau dipakai.

        setelah sampai di pasar dan tanya beberpa orang, ketemulah si tukang sol sepatu. Sebelum menyerahkan sepatu, saya tanya dulu berapa harganya. Tujuannya untuk mendapatkan persetujuan. Terus terang, karena di sini saya masih baru (sekitar 6 bulan), jadi saya harus belajar mengetahui juga tipe masyarakat yang ada. Jangan sampai setelah nanti sepatu sandal jadi ternyata dia minta bayaran yang tinggi.

        Nah, ada sesuatu yang menarik dari Tukang Sol sepatu ini. Saat saya mendatanginya, tampak ia menempatkan tempat sol di sebelah seorang ibu yang menggendong anak. Ibu ini jualan keperluan sederhana sehari-hari namun tidak banyak karena berjualan di depan toko (di trotoar). Ada rokok, korek, cotton bud, sisir, bedak bayi, sampai lakban (sejenis isolasi besar) coklat. Saat saya baru datang, dipersilahkan saya untuk duduk. Si ibu menyerahkan kursi di sebelahnya kepada saya. Saya pikir baik sekali ibu ini, dia membantu penjual di sebelahnya, si tukang sol sepatu.

        Obrolan pun dimulai sambil saya melihat pekerjaannya. Hingga saat saya melihat dia begitu cekatan menjahit sepatu sandal saya, saya pun bertanya padanya kenapa tidak penjadi penjahit saja (maksud saya usaha penjahitan sendiri). Dia pun menjawab: "Saya pernah jadi penjahit bang, tapi ngikut orang tidak enak. Kerja harus teratur dari pagi sampai sore. Sehari paling dapat 30 ribu. Saya di sini sehari bisa dapat 50 ribu. Kalau jelek ya sekitar 40ribu, malah kalau hari baik bisa sampai 70 ribu". "Wah lumayan juga ya bang?" sahut saya. Kemudian obrolan terhenti, saat ada pembeli yang menanyakan harga lakban, tapi kok tukang sol ini yang menjawab dan menerima pembayaran….

Kemudian saya tanya, "Yang sebelah istri dan anak ya?". "Iya bang" sahut dia. "Wah… makin mantap aja abang ini, sudah dapat hasil yang lebih baik daripada kerja sendiri, malah bisa kerja didampingi istri dan anak".

        Saya pun melanjutkan pembicaraan. Yang intinya, ternyata dia orang bengkulu. Sebelumnya saya pikir dia orang padang. Karena di daerah Duri masyarakat minang termasuk yang dominan, disamping penduduk asli melayu. Apalagi orang padang (minang) terkenal karena keuletan usahanya. Propinsi Sumatra barat juga bersebelahan dengan Riau. Umumnya kalau dari Bengkulu merantau ke Palembang karena lebih dekat dan juga kota besar. Wah… salah duga lagi saya…

        Akhirnya pekerjaan sol pun selesai. Saya pun membayar ongosnya. Pengin tahu berapa? 5 ribu. Jadi silahkan hitung berapa kira2 pelanggannya sehari.

Mudah-mudahan kita juga bisa berhitung: Jika kita inginkan pendapatan tertentu, kira2 dengan modal berapa dan usaha apa ya?…..

Hikmah:

  • Jika usaha kita tekuni, insya Allah dapat memenuhi kebutuhan kita.
  • Jangan remehkan orang-orang sekitar kita, kita dapat belajar darinya
  • "man yattaqillaha yaj'allahu makhroja wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib" (Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka diberikannya jalan keluar dan dilimpahkan rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka- AL Quran)

Makhluk bersayap sebelah

        Adalah salah satu makhluk di muka bumi yang diciptakan Allah bagaikan bersayap sebelah, ya bersayap sebelah! Memang, jika kita melihatnya dengan mata telanjang maka kita tidak ada menemukannya. Karena ini hanaylah kiasan belaka.

Dengan sayap sebelah, makhluk itu masih bisa berjalan seperti halnya binatang melata. Jadi tidak bisa cepat. Tentu dengan sayap sebelah juga malah membuat keseimbangan menjadi goyah. Jika ia hanya berfikir bahwa menjalani hidup hanya dengan dirinya sendiri, tentu saja ia akan merasa payah juga menjalani hidup di muka bumi ini.

        Ia pun kemudian melihat sekelilingnya, melihat makhluk lain. Ternyata mereka pun bersayap sebelah. Maka, ia pun mengajak yang lain untuk menuju tujuan yang sama. Mereka berdua bekerja sama. Saat mereka saling berpegangan erat, mereka mempunyai sepasang sayap. Dengan demikian mereka bisa terbang. Dengan terbang tentunya bisa mencapai tujuan lebih cepat dibandingkan dengan berjalan atau berlari. Saat di angkasa pun mereka bisa melihat lebih banyak pemandangan.

        Namun, bukanlah pekerjaan mudah untuk melakukannya. Diperlukan harmoni dan keserasian kepak sayap agar mereka bisa terbang tinggi dan cepat. Apabila kepakan mereka tidak dalam harmoni, bukanlah terbang tinggi yang ada, melainkan akan jatuh menyusur tanah.

Dan bukanlah sembarang pasangan yang bisa melakukannya, karena diperlukan saling pengertian antara kedua makhluk ini. Komitmen kedua makhluk ini juga merupakan hal yang mutlak. Dan tidaklah perjalanan mereka akan senantiasa selalu berada di angkasa yang tinggi. Suatu saat, mereka hampir saja menyusur tanah saat kepakan sayap mereka tidak serasi. Namun ini hanyalah masalah waktu saja. Saat mereka bergerak tidak dalam harmoni, mereka saling belajar untuk memperbaiki diri, sehingga pada akhirnya mereka bisa terbang jauh lebih tinggi dan lebih dengan dengan semakin berkurangnya ketidakharmonian.

        Teman-teman. Tahukah makluk apa yang baru diceritakan tadi?
Ia adalah manusia…. Ia adalah gambaran diri kita saat ini. Dalam mengarungi hidup ini, kita tidak bisa hidup sendirian. Kita bukanlah makhluk soliter yang bisa hidup sendiri.

        Memang banyak diantara kita yang mempunyai keahlian tinggi. Namun keahlian itu hanyalah ada di satu atau beberapa bidang saja. Kita perlu keahlian lain yang dimiliki orang lain, sehingga kita bisa terbang lebih tinggi dan lebih cepat.

Jika pada saat kebersamaan ada perselisihan, itu hanyalah hal yang biasa. Jika tim yang ada saling belajar, dan kemudian memperbaiki diri maka akan tercipta keharmonian dalam mengarungi kehidupan di waktu berikutnya.

        Jadi, kita adalah seorang insan dengan sayap sebelah yang berdiri sendiri. Ada begitu banyak sayap yang kita punya namun hanya satu sisi. Ada sayap keluarga sehingga kita membutuhkan pasangan hidup. Ada juga sayap bisnis, yang jika kita bisa menemukan partner usaha yang tepat maka akan membuat usaha kita akan membubung tinggi dan melesat jauh…. Ada juga sayap-sayap yang lain…..

        jadi temukanlah orang lain yang bisa melengkai sayap kita. Kemudian ciptakan keserasian dan saling mengerti kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika pada saat awal belum bisa terbang tinggi, jangan khawatir. Saling belajarlah….. Karena hal ini membutuhkan waktu dan proses untuk mencapai harmoni….

Salam,

Memancing Kepiting

Ini ada cerita tentang Memancing Kepiting.
Bagaimana cara memancing kepiting ?

Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu,di ujung lain tali itu kami mengikat sebuah batu kecil.
Lalu kami mengayun bambu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang kami incar, kami mengganggu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar kepiting itu marah, dan kalau itu berhasil maka kepiting itu akan 'menggigit' tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor Kepiting gemuk yang sedang marah.

Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api yang sedang menyala.

Kami celupkan kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan tersebut, seketika Kepiting melepaskan gigitan-nya dan tubuhnya menjadi merah, tak lama kemudian kami bisa menikmati kepiting rebus yang sangat lezat.
Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil.

Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan,menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena: MARAH.

Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin (atau berwudlu) , agar murka anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan anda.

Ada Apa dengan milst TDA (Tangan di Atas groups)

        Mungkin sebagian teman-teman heran, mengapa di sisi kanan blog saya ada banner untuk mendaftar tangandiatas (TDA) goups (tangandiatas@yahoogroups.com, web: www.tangandiatas.com). Tidak lain dan tidak bukan karena Insya Allah groups ini sangat bermanfaat bagi teman-teman yang berusaha ingin menjadi enterpreuneur (yang diistilahkan sebagai tangan di atas, karena memberi gaji kepada karyawan).

        Dengan bergabung di milist ini, kita tidak sendirian jika akan memulai usaha. Banyak anggota milist yang akan bersedia membantu dengan sharing (yang tentunya membantu semampunya sesuai yang beliau bisa). Di milist ini juga sudah didirikan berbagai sub milist sesuai bidang usaha. Sub milist yang ada meliputi:

1. TDA Garment (12 kios di ITC Mangga Dua dan 4 di Metro Tanah Abang)
2. TDA Seluler (9 konter ITC Mangga Dua)
3. TDA IT (+- 20 kios Mangga Dua Square, workshop, seminar IT)
4. TDA Goes To Franchise (kajian dan laboratorium konsep bisnis)
5. TDA Peduli (kerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap Dompet Dhuafa Republika)
6. TDA Wealth Strategy Club (diskusi dan penerapan wealth strategy)
7. TDA Event Organizer (seminar, talkshow, bazaar, pameran, tour)
8. TDA Business Re-educatioin (seminar, business game, business coaching, kerja sama dengan Action International Business Coaching www.action-international.com,

www.actioncoaching.com)
9. TDA Business Conference on Yahoo! Messenger
10. TDA Business Portal (on progress)
11. TDA Wilayah (Bekasi, Tangerang, Depok, Surabaya, Yogyakarta, Batam)
12. TDA Spiritual (pengajian bulanan)
13. TDA Micro Finance Syariah (on progress)
14. TDA Business Book Club (on progress)
15. TDA Property
16. TDA Food
17. TDA Agro
18. TDA Internet Marketing
Dan lain-lain… karena akan selalu bertambah sesuai dengan kebutuhan….
        Selain komunikasi via milist (online), sebenernya milist ini lebih menitikberatkan kegiatan off-line. Mulai dari seminar, business game, kajian bulanan qalbun salim, sampai pada bazaar dan pameran. Bahkan milist ini pernah membagi ruko gratis tapi dengan komitmen dan juga apprentice (magang) di kiosnya Pak Haji Alay di Tanah Abang. Oh ya, milist ini mempunyai penasihat Pak Haji Alay yang mempunyai banayk kios (puluhan atau bahkan ratusan) di Jakarta, seperti Tanah Abang dan Mangga Dua.

        Apa lagi ya? Untuk lebih jelasnya, silahkan buka blognya Pak Roni: www.roniyuzirman.blogspot.com sebagai Founder TDA.

Terima kasih
       

Tentang 24 Prinsip Milyarder

Kepada Pembaca, saya mohon maaf sebelumnya.
Mulai hari ini artikel 24 Prinsip Milyarder tidak akan saya posting lagi ke dalam blog ini. Blog ini akan saya khususkan berisi asli tulisan perjalanan saya. Insya Allah artikel 24 Prinsip Milyarder akan saya posting ke Blog saya yang lain di http://www.keeponfighting.blogspot.com .

Terima kasih

Mindset Mengubah Strategi

Mindset merupakan hal yang terpenting dari tiap individu. Termasuk di dalamnya adalah keyakinan/iman seseorang terhadap agama tertentu. Setiap inividu, secara fisik adalah sama -tentu saja dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing- walaupun ada perbedaan. Yakinlah bahwa setiap insan merupakan ciptaan Allah yang sempurna. "Laqod kholaqnal insaana fi ahsan taqwim" (Sesungguhnya Kami telah ciptakan manusia dalam bentu yang sebaik-baiknya. - QS AT Tin : 4). Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada-Nya.

Lalu, kenapa setiap individu berbeda-beda? Jawabnya adalah karena mindsetnya berbeda. Mereka punya cara pandang yang berbeda. Misal kita katakan 'Mobil'. Maka yang terbesit di tiap orang akan berbeda. MIsal ada yang bilang harga sekian, ada yang bilang kemewahan, bahkan ada yang langsung membayangkan moil tertentu tanpa diminta.

Apa kaitannya antara mindset dengan usaha saya? Sebelumnya saya cerita sedikit tentang latar belakang saya. Mulai tahun 2003 akhir, saya bekerja di Sumatera Selatan. Adalah cita-cita saya sejak dulu punya usaha di Jawa. Jadi, saya punya pandangan jika ingin punya usaha di jawa ya sejak awal usahanya di Jawa. Suati saat kembali ke Jawa semua tim dan usaha sudah terbentuk, saya tinggal mengelola lebih intensif. Karena saya berada di Sumatra jadi secara otmatis saya hanya berperan sebagai investor. Dari perusahaan tinta di jakarta yang kemudian pindah ke Solo, Angkutan mobil, Grosir Sepatu di Tanah Abang yang saat ini tutup dan banting stir ke Kue Browniz di Surabaya yang alhamdulilah sudah mulai berkembang.

Tapi semuanya adalah sebagai investor, bukan saya sendiri yang menjalankannya. Jadi terus terang saya tidak bisa menyalahkan kalau usahanya gagal dan saya pun tidak puas kalau usahanya berhasil.

Adalah Istri tercinta yang kemudian menyadarkan. "Kalau pingin usaha ya dipegang sendiri saja. Biar kita tahu suka dukanya usaha. Juga kalau gagal kita yang bisa ambil pelajaran sehingga kita yang pinter". Kemudian membaca juga tulisan dari teman2 TDA bahwa level terendah pengusaha adalah Mastery. Jadi, saya harus menjadi master di bidang usaha saya terlebih dahulu sebelum bisa beranjak ke level berikutnya.

Jika kita sudah master di salah satu bentuk usaha, maka pindah usaha ke bidang yang lain akan mudah. Seperti istilah "Man behind the gun". Jadi, yang terpenting adalah 'man' nya... Skill kita harus bagus....

Jadi dengan adanya perubahan mind saya, tentu saja berpengaruh strategi usaha saya. Beberapa plan usaha saya di Jogja seperti pabrik tahu -Yang Alhamdulillah sebetulnya sudah mendapat dukungan salah seorang pimpinan pondok pesantren di Jogjakarta- terpaksa saya pending dulu. Yang penting paln usaha sudah ada. Termasuk bagaimana cara meltih karyawan dan sistem pemasarannya.

Karena fokus untuk mastery tersebut, yang sedang saat ini saya usahakan adalah mempunyai usaha di Duri, dekat tempat tinggal saya saat ini. Karena status saya yang pendatang baru (sekitar 6 bulan), tentunya akan lebih baik jika saya menjalankan usaha bersama dengan penduduk Duri yang sudah lama tinggal di sini. Kenapa? Tentunya ada sudut pandang peluang usaha berbeda bagi orang baru dan orang yang sudah lama tinggal di suatu tempat. Apalagi jika penduduk yang sudah lama tinggal tersebut juga sudah lama menjalankan usahanya.

Saat ini yang ada di benak saya adalah mencari peluang yang bisa dijalankan di DUri-Riau. Mudah-mudahan bisa diraih dalam waktu dekat, sehingga saya juga bisa sharing kepada teman-teman semua. Insya Alah semuanya dapat kami raih. Amin

Peluang Usaha di Purbalingga dan Sekitarnya

Dua bulan kemarin ada bisnis besar yang terlewatkan karena belum siap. Ternyata ada peluang usaha yang punya kemiripan dengan usaha yang terlewatkan saya 2 bulan lalu walaupun tidak sama besar omzetnya (baca lebih kecil).

Ini berita fresh setelah lebih dari satu jam sharing tentang mindset. Saya baru saja dapat info ini dari Engineer yang ada di tempat saya kerja. Dia dari Purbalingga dan mau ambil usaha ini. Dia juga menceritakan kemungkinan2 kalau usaha ini dijalankan di kota Brebes dan Tegal. Karena ternyata di Pemalang juga Ada.....

Nah, ternyata di kota Purbalingga ada pabrik wig dan bulu mata yang sudah kelas dunia.....
Apa yang spesial? ternyata kita bisa juga ikut 'nebeng' di sana kalau kita mau. Kita bisa kerja sama dengan perusahaan tersebut untuk menjadi semacam agen untuk home industri. nanti kita diberi fee berdasarkan item yang kita setor.

Untuk modal dan skill, jangan khawatir, karena perusahaan tersebut menyediakan bahan-bahannya dan juga pelatihannya gratis tis....

Kita tinggal menyediakan tempat untuk pelatihan orang baru. kalau orang tersebut sudah bisa mandiri (tidak perlu diajari lagi), dia bisa mengerjakannya di rumah. jadi dia bisa kerja sambil ngasuh anak.

Jadi usaha ini juga bisa sebagai pendapatan sampingan ibu-ibu di rumah.
Sampai saat ini, usaha ini sudah dijalankan di beberapa tempat lain seperti Pemalang dan kota2 sekitar purbalingga. Tapi yang menjalankan baru karyawan kantor perush tersebut karena kebanyakan orang yang tahu.

Saya yakin Usaha ini patut dicoba, terutama untuk rekan2 yang berdomisili di sekitar Purbalingga. Kenapa?
- modal kecil tinggal sediakan tempat. kalau tempat tidak punya, bisa join sama yang punya tempat. Karena memang ada breakdown fee tempat dan fee yang ngurus usaha

- bisa belajar memanaj orang lain
- karena yang ngajari perush Internasional dari korea, mudah-mudahan ketularan juga bisa go internasional usaha yang lain. (rajin2 ATM cara usaha dia)

- kalau sudah lancar, bisa di leverage kan ke usaha lain

Note:
terus terang, saya sendiri belum tahu dimana tepatnya lokasi tersebut berada. Tapi saya yakin teman2 TDA yang dari Purbalingga pasti tahu tempatnya.

Hikmah Peristiwa:
Terus terang, saya tidak menyangka akan dapat info seperti ini. Bagi saya, yang penting adalah sharing mindset, saling membuka wawasan dan berbagi kepada orang lain. Bahkan kepada orang yang baru ketemu.  Teman Engineer yang saya ajak sharing ini pun baru ketemu 4 hari dalam waktu yang tidak lama, tiap ketemu paling 30 menit. Itu pun karena dia kirim report ke saya. Dari 10 orang yang saya ajak diskusi, paling yang nyambung 1-2 orang.

Sabtu - 2 Juni 2007 Anakku berumur 1 tahun

        Alhamdulillah, besok (sebentar lagi), 2 juni 2007,  genap 1 tahun umur Anak kami yang pertama. Bukanlah perayaan yang terpenting bagi kami. Melainkan makna satu tahun umur dia yang jauh lebih penting. Bagi kami hari-hari adalah sama saja, namun pemaknaan tempo waktu sendiri itulah yang penting. Dalam hal ini dalam rentang satu tahun hal apakah yang telah kami lakukan.

        Kembali bercerita tentang anak kami, Ia terlahir dengan berat badan 3.3 kg / panjang badan 49 cm. Kemudian kami beri nama Fatih Abdurrahman Rahmat. Fatih bermakna pembuka, pemenang. Abdurrahman bermakna hamba dari Allah yang Rahman (maha pengasih) - diambil dari hadits Rasulullah: "Sebaik-baik nama adalah Abdullah dan Abdurrahman". Rahmat diambil dari namaku (sebenarnya namaku Rakhmat adalah salah ketik sekretaris desa waktu itu. Hingga aku berumur 12 tahun, orangtuaku baru sadar setelah buka akta ternyata bernama Rakhmat bukan Rahmat). Ya… anak pertama kami merupakan suatu Rahmat dan anugerah bagi kami. Betapa tidak, kami mempunyai anak tidak lama setelah menikah dan berkelamin laki-laki sesuai harapan kami. Kami sangat bersyukur dengan Anugerah ini.

        Setiap insan mempunyai kisah yang bisa diambil hikmahnya, demikian pula dengan kisah kelahiran anak kami. Saat hamil, istri belum selesai mengambil co-as di kedokteran, sementara aku harus bekerja di perusahaan Migas BUMN di Prabumulih Sumatera Selatan, 90 KM / 2 jam dari Palembang. Jadi di awal kehamilan kami harus berpisah. Saat kandungan awal bulan pertama pun sempat terjadi pendarahan, alhamdulillah bisa diatasi. Saat kandungan berumur 3 bulan barulah kami bersama. Namun itu pun tidak berlangsung terus menerus. Saat kandungan 6 bulan, istri sempat pulang ke Jogja sendiri (jadi Prabumulih - Jogja pp), padahal membutuhkan waktu setidaknya 8 jam perjalanan darat dan udara. Hal itu terpaksa kami lakukan karena ada urusan mendadak dan aku harus ke lokasi pemboran yang lumayan jauh jaraknya, dan kami harus berpisah setidaknya 2 minggu.

        Saat usia kehamilan 8 bulan (tepatnya 33 minggu), aku antar istriku kembali ke Jogja. Nekad memang untuk naik pesawat dan perjalanan jauh di usia kandungan lewat 7 bulan. Hal ini kami lakukan karena istri ingin sekali melahirkan di Jogja, selain dekat dengan orang tua, juga karena di Jogja kami bisa dilayani dokter kandungan wanita. Hal ini lebih syar'ie (sesuai agama) bagi kami. Dan…. Kami berpisah lagi…. Aku harus kembali kerja ke Prabumulih.

        Tujuh minggu pun berlalu, HPL (Hari Perkiraan Lahir) anak kami adalah hari Sabtu, 28 Mei 2006. tapi entah mengapa aku yakin bahwa lahirnya akan mundur. Namun untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, aku berani berangkat ke Jogja hari rabu walaupun sempat dimarahi bos karena pulang lebih awal. Waktu itu, jumat adalah hari libur sehingga susah untuk mencari tiket untuk hari kamis. Hari kamisnya ambil cuti sehari. Waktu itu aku nekad saja, tidak apa-apa dimarahi bos, karena aku merasa harus pulang hari Rabu. Ternyata firasat aku benar. Hari kamis dan jumat beberapa penerbangan pesawat jakarta-jogja diundur, dialihkan ke solo, bahkan ada yang dibatalkan karena ada hujan debu merapi.

        Sehari sebelum melahirkan…. 27 Mei 2006 adalah hari yang tak bisa dilupakan masyarakat Jogja dan sekitarnya. Pagi itu, gempa terjadi. Pada pagi hari sekitar pukul 06.00. tidak ada yang menyangka gempa hebat akan mengguncang jogja. Saat itu aku berfikir bahwa saat itu merapi meletus. Maklum, mertua kami tinggal di daerah perbatasan dengan Magelang, termasuk kaki gunung Merapi. Ternyata dugaan kami salah. Gempa yang terjadi adalah gempa tektonik karena tumbukan dua lempeng bumi.

        Saat gempa terjadi, suasana sungguh panik. Aku dan istri sampai berlari ke arah yang berlawanan. Bahkan, istri sempat terjatuh. Alhamdulillah hanya terjatuh terduduk sehingga tidak membahayakan janin. Sesaat setelah gempa, rumah sakit penuh. Aku masih yakin bahwa kelahiran akan mundur…..  Alhamdulillah rumah mertua rudak tidak parah.

        Sabtu aku masih jaga-jaga di rumah untuk menenangkan istri. Selain juga sabtu sore ada walimah teman istri yang menikah. Hari Minggu baru aku berani keliling jogja untuk kontak beberapa teman dan melihat keadaan yang ada. Setelah sempat mencari beberapa karton mie dan juga bensin, perjalanan kami tujukan ke Bantul, tempat beberapa pondok hancur. Aku mendengar berita bahwa pondok dimana dulu waktu kuliah aku sempat kesana ternyata sudah hancur. Bahkan ada beberapa santri yang meninggal. Juga dapat info di beberapa tempat susah mendapatkan bensin……. Setelah keliling bantul, Minggu sore aku pulang ke rumah mertua di Sleman (jogja bagian utara)

        Hari senin, 30 Mei aku ada dinas di bandung. Jadi aku berangkat Minggu malam sambil berpesan pada istri: "Yang, tolong jaga anak kita" (aku biasa memanggil ayang-dari kata akung- kepada istri). Tidak lupa aku elus perut istri "Nak, yang baik sama umi, lahirnya nunggu abi pulang ya, Insya Allah hari Jumat Abi sudah di Jogja lagi. Kalau lahirnya gak hari Jumat ya hari Senin saja ya, 3 hari setelahnya". Kemudian aku cium perut istri.

        Di Bandung, perjalanan aku lakukan dengan kereta. Masih sedih membayangkan peristiwa gempa tersebut…… Alhamdulillah aku menjalankan dinas dengan persaan tenang. Aku masih yakin bahwa anak kami mennggu kedatangan ayahnya :). Kamis sore aku kembali pulang ke Jogja dengan kereta.

        Sekitar jam satu malam aku sampai stasiun Tugu Jogja. Namun aku mampir ke kost adik yang masih dekat dengan tugu. Baru jam 7 pagi aku dijemput kaka ipar menuju rumah. Alhamdulillah keadaan istri baik-baik saja. Namun dia sudah mengalami gejala mules sejak malam jam satuan…. Istri masih yakin ini mules biasa, namun justru aku yang khawatir. Aku yakin kelahiran sudah dekat. Jadi aku kontak beberapa teman istri yang ada di Rumah Sakit. Menanyakan apakan ada Ruang Bersalin yang kosong, mengingat beberpa hari sebelumnya rumah sakit penuh. Bahkan pasien dirawat sampai di tempat parkir. Dia pun minta waktu untuk mencari. Alhamdulillah ada satu kamar kosong. Jam 10 siang ketuban istri pecah. Aku minta kakak ipar yang nyetir mobil ke RS setelah menjemput ibu mertua. Ternyata, sampai di Rumah sakit tidak ada kamar kosong. Bagi aku tidak masalah, yang penting melahirkan dulu. Setelah diperiksa perawat, ternyata baru bukaan satu. Karena hari itu hari jumat, aku terpaksa mengantar kakak yang masih memakai celana pendek untuk pulang sholat Jumat.

        Jam 13.00 dapat kabar kalau istri sudah tidak kuat lagi. Padahal aku baru pulang sholat jumat dan makan beberpa suap nasi. Langsung aku tancap gas kembali ke RS. Entah berapa kecepatan mobil saat itu di jalan yang lumayan ramai. Sampai di RS langsung aku menemui istri yang sudah berada di ruang bersalin. Ibu sempat cerita kalau tadi jam 12 baru bukaan 2. istri aku makin shock karena 2 jam baru namabah satu bukaan. Untuk melahirkan perlu bukaan 10. nah…. Silahkan dihitung berapa lama menahan  sakitnya? Wajahnya pucat dan rasa kesakitan jelas tergambar di raut wajahnya. Kemudian perawat minta Ibu keluar. Maksimal satu orang yang bisa menemani istri melahirkan. Saat pukul 13.30 ternyata sudah bukaan 4.

        Sungguh aku tidak tega melihat wajah istri. Berkali ku kecup keningnya. Aku dengar dia masih berdzikir menyebut nama Asma Allah dengan lirih. Dokter kandungan pun datang. Ternyata proses bukaan berjalan sangat cepat. Dokter kandungan pun tidak menduganya. Proses persalinan pun dimulai. Alhamdulillah aku berada di sampingnya, bisa membantu istri mengatur nafas. Istriku yang sering melihat proses kehamilan pun lupa bagaimana cara mengambil nafas. Dokter mengurusi bayi yang akan keluar, sementara saya memandu istri bagaimana mengambil nafas dan tidak kehilangan momen. "ambil nafas yang….. Uuuuffffff… tahan….. Lepas pelan-pelan…. Ambil nafas lagi pelan2…. Nafas yang teratur……" Sempat kelahiran berhenti sejenak karena istri kurang mengambil nafas, saat kepala bayi sudah mulai terlihat.

        Pukul 2 siang lewat sedikit, akhirnya anak pertama kami lahir dengan cara normal…. Sebuah anugerah dari Allah. Aku pun memeluk istri. Tak lupa kuucapkan pujian bagi Allah, kemudian memuji kesabaran istri. Istri pun tak lupa berterima kasih karena sudah dipandu.

        Tidak lama setelah lahir…. Merapi pun meletus. Saat fatih berumur 7 hari saat aqiqah, kami mandi abu gunung merapi.

Semoga kelak engkau menjadi anak yang kuat…...

Note:
Terinspirasi oleh cerita kami yang 'meminta bayi lahir hari Jumat setelah ayah pulang, atau senin sekalian saja' ternyata juga diterapkan oleh beberapa teman dan berhasil. Mereka melakukan hal ini setelah lama menunggu kelahiran tidak kunjung datang. Law of Attraction ataukah sugesti?

       



24 Prinsip Menjadi Milyarder yang mencerahkan

Rekan-rekan, Insya Allah secara rutin akan dikirimkan 24 Prinsip menjadi Milyarder yang Mencerahkan melalui blog ini.

Ya, dengan artikel dari Tung Desem Waringin ini, saya berharap kita semua bisa menjadi milyarder yang mencerahkan, yang berguna bagi orang lain.


Note: artikel yang pertama menyusul ya….