PROFIL – Kunci Sukses Menuju Puncak Motivasi

Sebuah resume buku
Judul: PROFIL – Kunci Sukses Menuju Puncak Motivasi oleh RH Wiwoho

Ini merupakan salah satu buku karya RH Wiwoho yang merupakan salah seorang guru NLP di Indonesia. Bahkan seorang Tung Desem pun dulu pernah menjadi murid beliau. Buku ini cukup unik, selain kita belajar bagaimana mengetahui diri kita juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui orang lain yang terlibat komunikasi dengan kita. Dengan mengetahui karakter lawan bicara kita, kita akan lebih mudah mengajak mereka untuk bernegosiasi atau mengarahkan agar mengikuti apa yang kita inginkan.

Buku ini dibagi menjadi beberapa Chapter dan ditutup dengan implementasi ciri-ciri motivasi dalam pekerjaan. Hal lain yang juga unik dalam buku ini adalah penyampaiannya yang dalam bentuk dialog beberapa peserta sebuah seminar sehingga seolah2 kita berada dalam seminar tersebut.

Tombol Motivasi
Merupakan sesuatu hal yang mendorong seseorang bertindak. Satu tindakan yang sama belum tentu dilandasi oleh motivasi yang sama.
Contohnya, seseorang berbisnis ada yang dimotivasi oleh keinginan adanya waktu luang yang lebih banyak, ada juga yang dilandasi oleh keinginan untuk membantu sesama dengan mempekerjakan banyak orang.
Untuk mengidentifikasi motivikasi seseorang, kita bisa menggunakan pertanyaan: ”Apa yang anda inginkan dari sebuah ’konteks’?”
Dalam hal ini konteks adalah perbuatan/pemikiran seseorang, misal kita tanya teman yang TDA: ”Apa yang anda inginkan dari TDA (bisnis)?” maka rekan2 akan menjawab dengan berbagai jawaban seperti yang telah diuraikan di atas.
Nah, kalau di organisasi ini yang namanya Visi...... yang nantinya diterjemahkan dalam action menjadi Misi.
Ciri Motivasi
Inilah bagian inti dari buku ini. Di bagian ini diuraikan pembagian motivasi seseorang berdasar berbagai kriteria

1. Arah motivasi
Jika membicarakan arah motivasi, maka kita bisa mengingat kisah di barat tentang keledai dan kuda. Keledai berjalan karena di depannya digantung wortel (arah motivasi mendekati impian). Sedangkan kuda berjalan karena dicambuk dari belakang (arah motivasi menjauhi hal-2 yang tidak disukai).
Untuk orang tipe pertama akan lebih bekerja bagus jika kita beri reward jika berhasil, sedangkan orang kedua kita beri punishment jika gagal.
Filter pertanyaan: ”Mengapa ’kriteria/konteks’ menjadi penting?” tanya mengapa 3x untuk jawaban berikutnya.
Nah, berkaitan dengan topik TDA yang sedang hangat, yaitu tentang keluarga, orang yang bemotivasi mendekati, misal akan menjawab ingin bisa kumpul dengan keluarga (perhatikan kata ingin = dream), sedangkan yang bermotivasi menjauhi, misal akan menjawab takut melihat anak sedih (perhatikan kata takut = menjauhi masalah).

2. Sumber motivasi
Sumber motivasi seseorang ada 2 yaitu internal (dari dalam dirinya) dan eksternal (dari luar). Internal akan susah menerima perintah dari orang lain dan memutusakan sesuatu berdasar standar dirinya. Sedangkan orang eksternal akan termotivasi apabila ada motivasi dari orang lain, mereka biasanya memerlukan opini sebelum melakukan sesuatu.
Filter pertanyaan: ”Bagaimana anda tahu bahwa anda telah melakukan ’suatu’ konteks dengan benar?”
Dalam memilih baju misalnya, Kita bertanya: Kenapa Anda memakai baju ini? Orang internal kan menjawab: misal nyaman dipakai, aku merasa cocok... (semua dijawab dari sudut pandang aku). Orang eksternal akan menjawab, misalnya: kata istriku bagus, istriku yang memilihkan, atau kata orang aku cocok pakai model ini.....
Bagaimana beriklan ke orang internal: misal pakai kata ini: ”Semua terserah Anda......” Kalau ke orang eksternal, misalnya ”silahkan Bu, beli yang ini, sudah banyak yang beli lho... bu Anu juga sudah ambil, malah pengin lagi....”

3. Dasar motivasi
Untuk dasar motivasi, seseorang juga terbagi menjadi 2 tipe: opsional (banyak pilihan) dan prosedural (mengikuti prosedur). Jadi orang opsional akan tertantang dengan pekerjaan yang memungkinkan dia untuk mempunyai banyak pilihan. Ada yang menarik untuk hal ini. Jika kita mengajukan pertanyaan: ”Mengapa Anda memilih ’konteks/pekerjaan/hobi’ Anda sekarang ini?” Orang opsional akan menjawab pertanyaan mengapa dengan tepat, sedang Orang proseduaral akan menjawab pertanyaan mengapa menjadi bagaiamana, misal dia akan menjawab: setelah lulus kebetulan aku dapat iklan dari koran, aku mendaftar kemudian diterima, atau akan menjawab begini: mendapat info dari teman. Ciri yang lain, orang opsional akan berbicara denagan lugas, sedang opsional akan berbicara degan kalimat panjang, biasanya merupakan kisah dan berurutan.
Ada lagi.... orang opsional sangat terbakar dengan kata-kata: „kesempatan tak terbatas, banyak variasi, menuju puncak, dsb. Sedang orang opsional akan tergugah dengan kata-kata“prosedur yang benar, metode yang sudah terbukti, dsb.“ Silahkan teman2 TDA menyusun kata2 sendiri untuk customer Anda.....

4. Faktor motivasi
Faktor motivasi seseorang terbagi menjadi 3:
Persamaan, perbedaan, dan persamaan dengan perkecualian. Ika kita tanyakan pertanyaan: „Apa hubungan antara ‚konteks’ hari ini dengan sekian bulan/tahun yang lalu?
Orang ‚persamaan’ akan menjawab: Ah masih sama seperti yang dulu, tetap,identik. Dia juga lebih sengan menceritakan persamaan2 antara berbagai hal. Orang seperti ini condong untuk tinggal pada sesuatu yang sama, misal pergi ke toilet di kantor akan masuk ke ruangan yang itu2 saja, mereka pro status quo. Kalau seperti ini sepertinya susah untuk bisnis (baca: TDA) karena senang merasa puas dan merasa nyaman dengan kondisi sekarang.
Orang ’perbedaan’ akan menjawab: berubah total, berbeda, unik, dsb. Mereka umumnya fokus pada tujuan.
Orang ‚persamaan dengan perbedaan’ akan menjawab „sama, tp lebih baik, tumbuh, berkembang, sama kecuali.... , dsb. Umumnya orang tipe ini fokus pada proses.
Iklan yang cocok? Sudah tahu kan? Saya buat contoh satu untuk orang persamaan: „Nah, kalau ibu pakai jilbab ini, akan mirip artis lho... kan jilbab ini dipakai artis....“ Kalau ketemu orang yang perbedaan: „Jilbab yang ini akan membuat ibu tampil beda, bisa-bisa suami tidak tahu kalau ternyata yang cantik adalah istri sendiri (pas ada acara).....“
Eit... kok malah dua.....

5. Tingkat motivasi
Tingkat motivasi seseorang ada 2: proaktif (mengejar, ambil inisiatif), biasanya berbicara dengan kalimat pendek, struktur jelas dan rapi, bicara cepat. Kebalikannya adalah reaktif, biasanya senang menunda2 pekerjaan, sering menggnakan kalimat infinitas: nanti, besok, kapan2, dsb. Orang tipe ini biasanya hati-hati dan tahan duduk dalam jangka waktu lama.
Iklan ke orang reaktif? „Silahkan bu, ambil baju kokonya sekarang.....“ kalau orang reaktif: ”silahkan pikir dulu, bawa pulang juga boleh.....“

Maaf contohnya wong dodolan kuabeh (orang jualan semua) lha wong member TDA kebnyakan jualan kok. Ilmu ini bisa juga diaplikasikan buat nego lho......

Nah, kaitannya dengan TDA, seorang enterpreuneur mempunyai sikap berikut:
- arah motivasi mendekati (target oriented, risk taker, punya ‚mimpi’ yang dikejar
- internal, punya standar bagaimana berhasil atau gagal menurut dirinya, sikap ini juga menunjukkan ketegasan sehingga anak buah yakin
- opsional, punya terobosan2 baru, peka terhadap trend pasar, kreatif
- profil perbedaan, suka melihat hal2 baru, membanding2kan dan mengamati, mobilitas tinggi
- proaktif, bisa jadi dia seorang pioneer, action oriented, punya banyak inisiatif
tapi inget lho…. Untuk karywan justru banyak yang harus sebaliknya, misal karyawan harus procedural, jadi kalau ketemu pelanggan dia akan (pertama) senyum, kemudian menjelaskan sesuatu dengan urut. Ingat kalau telpon ke layanan pelanggan, atau pernah ditawari kartu kredit? Atau malah karyawan teman2 TDA melakukannya ke pelanggan? Ya, begitulah orang prosedural.... ngomongya urut dan sama untuk ke semua orang. ”selamat siang, maaf dengan Bapak siapa berbicara? Maaf kami dari....... bla.. bla.. bla....” Kalau teman2 mendapat orang tipe ini untuk Customer service, berarti anda mendapatkan dan menempatkan orang yang benar.

Wah, aku anggota TDA masih TDB tapi kok sifatnya malah kebalikan sama sifat enterpreuneur di atas ya? Mungin pertanyaan ini timbul di beberapa benak member TDA. Solusinya? Jangan khawatir, pertama, sifat seseorang bisa berubah kok. Tergantung kemauan dan lingkungan yang mendukung. Apalagi sekarang banyak training2 NLP, termasuk trainingnya Pak Yusef (ada baiknya Anda membaca bukunya Adam Khoo Juga: Master Your Mind, Design Your Destiny). Yang kedua, sikap di atas tidak harus mutlak seperti itu. Misal seorang yang proaktif di beberapa hal dia akan bersikap reaktif...., begtu juga sebaliknya.

Nah, kaitannya dengan hubugan dengan orang lain, baik mitra kita, partner, karyawan, atau riset pasar dan iklan adalah bagaiman kita bisa:
1. memahami karakter lawan bicara kita,
2. memprediksi karakter dia
3. mempengaruhi (dalam arti positif) untuk mencapai win-win solution.

Nah gitu deh ceritanya... dah dulu ya..... Jika ingin detail, silahkan beli bukunya atau ikuti seminarnya di Indonlp (bukan iklan, tapi saran saja. I Swear....). Di sana ditulis lebih rinci kata2 yang sering diucapkan dan kata2 apa yang cocok untuk ’mempengaruhi’ masing tipe tersebut, berikut aplikasi/pekerjaan apa yang cocok untuk mereka.

Akhirnya, saya tutup dengan kata-kata: Individu adalah sesuatu yang unik, hargai mereka dengan memperlakukannya dengan cara yang unik pula.....
(Seperti itu juga pelanggan Anda.....)

Semoga bermanpangat...

Salam FUNtastic.....


Eko rakhmat...